MENYINGKAP PROSES TERJADINYA GERHANA
A.
Pendahuluan
Gerhana merupakan salah satu fenomena alam yang pernah kita temui
sepanjang perjalanan hidup kita, meskipun intensitasnya tak serutin pergantian
siang malam, namun fenomena gerhana sudah sering didengar, bahkan fenomena ini
sering dibicarakan. Tak jarang kehadirannya dikaitkan dengan pertanda zaman
atau pertanda sesuatu yang menyeramkan. Akibatnya bila melakukan sesuatu yang
dianggap tidak biasa ketika fenomena ini terjadi, akan mendapat musibah yang
besar.
Gerhana dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah eclipse dan
bahasa Arab dikenal kusuf atau khusuf. Pada dasarnya istilah kusuf dan khusuf dapat dipergunakan untuk menyebut gerhana
matahari maupun gerhana bulan. Hanya saja kata kusuf lebih dikenal untuk menyebut gerhana matahari,
sedangkan kata khusuf untuk gerhana bulan.[1]
Zaman dahulu gerhana merupakan fenomena alam yang ditakuti oleh
masyarakat. Hal ini bisa dilihat dari penamaan gerhana dengan kata eclipse (gerhana)
yang berasal dari bahasa Yunani eklipsis (peninggalan), yang menunjukkan
betapa orang-orang zaman dahulu takut terhadap fenomena ini, yaitu sewaktu
matahari ataupun bulan lenyap dari pandangan mata, nampak benda-benda langit
itu meninggalkan manusia. Mereka menyangka fenomena gerhana merupakan
tanda-tanda kurang baik atau bencana.[2]
Dalam kajian astronomi, sesungguhnya fenomena gerhana tidak bisa
dikaitkan dengan keyakinan-keyakinan masa lalu yang berkembang di kalangan
masyarakat hingga saat ini, dalam hadis nabi pun dijelaskan bahwa fenomena
gerhana bukanlah suatu sinyal akan adanya kelahiran maupun kematian seseorang.
Untuk itu, dalam makalah ini akan dikupas bagaimana proses gerhana
itu terjadi secara ilmiah, serta dengan menampilkan dalil-dalil naqli yang
menolak anggapan bahwa gerhana merupakan suatu sinyal akan adanya suatu
bencana.
B.
Dasar Hukum Gerhana Bulan
Di luar tataran ilmiah, setiap fenomena yang terjadi di alam ini
mempunyai hukumnya. Dalam Islam, terdapat beberapa sumber yang dapat dijadikan
rujukan mengenai fenomena gerhana, yaitu:
1.
Dasar Hukum al-Qur’an
Ø QS. al-Qiyamah:
8
Artinya: “Dan apabila bulan telah hilang cahayanya”
Ø QS. Fushilat:
37
Artinya:
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari dan
bulan. janganlah sembah matahari maupun bulan, tapi sembahlah Allah yang
menciptakannya, jika ialah yang kamu hendak sembah.”
Maka jelaslah, dari ayat-ayat tersebut menunjukkan bahwa
sesungguhnya keberadaan gerhana merupakan salah satu tanda-tanda kekuasaan dan
kebesaran Allah, sebagaimana Allah juga menciptakan siang dan malam dalam
sebuah keharmonian kehidupan manusia. Betapapun canggihnya teknologi masa kini,
bagaimanapun hebatnya manusia tak mampu menandingi kekuasaan Allah yang
demikian mengagumkan. Anggapan bahwa gerhana merupakan suatu tanda akan adanya
marabahaya nampaknya telah jelas-jelas terpatahkan dengan firman-Nya yang maha
benar. Setiap fenomena yang terjadi di alam ini tak terlepas dari
ketentuan-Nya, fenomena gerhana merupakan salah satu tanda kekuasaan Allah yang
diperlihatkan kepada makhluk-Nya.
2.
Dasar Hukum Hadis
Banyak sekali hadis nabi yang membincang tentang gerhana, baik itu
gerhana matahari ataupun bulan. Berikut adalah hadis nabi yang menerangkan
gerhana:
Ø HR. Muslim dari
‘Ubaid bin ‘Umair
و حَدَّثَنَا إِسْحَقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ
بَكْرٍ أَخْبَرَنَا ابْنُ جُرَيْجٍ قَالَ سَمِعْتُ عَطَاءً يَقُولُ سَمِعْتُ
عُبَيْدَ بْنَ عُمَيْرٍ يَقُولُ :أَنَّ الشَّمْسَ انْكَسَفَتْ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَصَلَّى رَسُولِ اللَّهِ ثُمَّ قَالَ إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ
لَا يَكْسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلَا لِحَيَاتِهِ وَلَكِنَّهُمَا مِنْ آيَاتِ
اللَّهِ يُخَوِّفُ اللَّهُ بِهِمَا عِبَادَهُ فَإِذَا رَأَيْتُمْ كُسُوفًا
فَاذْكُرُوا اللَّهَ حَتَّى يَنْجَلِيَا.[5]
Artinya:
“Telah bercerita kepada kami Ishaq bin Ibrahim Muhammad bin Bakar telah
bercerita kepadaku, telah bercerita kepada kami Ibnu Juraij, ia berkata: aku
mendengar Atha’ berkata: aku mendengar ‘Ubaid bin ‘Umair berkata: sesungguhnya
telah terjadi gerhana di zaman Rasulullah SAW, kemudian Rasulullah shalat
bersama para sahabatnya. Lalu Rasulullah bersabda: sesungguhnya matahari dan
bulan tidak mengalami gerhana karena kematian dan hidupnya seseorang, tetapi
keduanya termasuk tanda-tanda kebesaran Allah, dan dengan keduanya Allah
menakut-nakuti hamba-Nya. Maka jika kalian melihat gerhana, berdzikirlah kepada
Allah (shalat) hingga ia terang kembali.”
3.
Dasar Astronomi
Bulan melengkapi satu putaran mengelilingi Bumi dalam
waktu 27,3 hari. Jadi setiap 27,3 hari, Bulan akan kembali ke posisi semula di
langit (relatif terhadap bintang-bintang). Periode ini dinamakan periode
sideris Bulan. Pada saat Bulan kembali ke posisi semula di langit, posisi
Matahari telah bergeser akibat pergerakan Bumi mengelilingi Matahari. Untuk
membentuk konfigurasi semula (Bumi-Bulan-Matahari), Bulan membutuhkan waktu
tambahan sekitar dua hari. Bulan membutuhkan waktu 29,53 hari untuk kembali dari
satu fase ke fase yang sama (misalnya dari fase purnama kembali ke fase
purnama). Periode ini dinamakan periode sinodis Bulan. Karena bidang orbit
Bulan yang tidak sebidang dengan bidang orbit Bumi (ekliptika), yaitu membentuk
sudut 5,2°, maka orbit bulan tersebut memiliki dua titik perpotongan dengan
lingkaran ekliptika. Titik potong ini dikenal dengan nama titik node (uqdah).
Pada saat bulan berada tepat pada titik potong ini, cahaya bulan
berangsur-angsur menghilang karena sinar matahari yang sampai ke bulan tertutup
oleh bumi. Pada saat itulah terjadi gerhana Bulan.[6]
C.
Macam-Macam Gerhana Bulan
Pada peristiwa gerhana bulan, kita mengenal empat macam
gerhana, yaitu: gerhana bulan total, gerhana bulan sebagian, gerhana bulan
penumbral total, dan gerhana bulan sebagian penumbral. Perbedaan jenis-jenis
gerhana bulan tersebut terletak pada bayangan Bumi mana yang jatuh ke permukaan
Bulan saat fase maksimum gerhana terjadi.
Berdasarkan keadaan saat fase puncak gerhana, gerhana
bulan dapat dibedakan menjadi:[7]
- Gerhana Bulan Total
Jika saat fase gerhana maksimum gerhana, keseluruhan Bulan masuk
ke dalam bayangan inti / umbra Bumi, maka gerhana tersebut dinamakan gerhana
bulan total. Gerhana bulan total ini maksimum durasinya bisa mencapai lebih
dari 1 jam 47 menit.[8]
- Gerhana Bulan Sebagian
Jika hanya sebagian Bulan saja yang masuk ke daerah umbra Bumi,
dan sebagian lagi berada dalam bayangan tambahan / penumbra Bumi pada saat fase
maksimumnya, maka gerhana tersebut dinamakan gerhana bulan sebagian.
- Gerhana Bulan Penumbral Total
Pada gerhana bulan jenis ke- 3 ini, seluruh Bulan masuk ke dalam
penumbra pada saat fase maksimumnya. Tetapi tidak ada bagian Bulan yang masuk
ke umbra atau tidak tertutupi oleh penumbra. Pada kasus seperti ini, gerhana
bulannya kita namakan gerhana bulan penumbral total.
- Gerhana Bulan Penumbral Sebagian
Dan gerhana bulan jenis terakhir ini, jika hanya
sebagian saja dari Bulan yang memasuki penumbra, maka gerhana bulan tersebut
dinamakan gerhana bulan penumbral sebagian.
Gerhana bulan penumbral biasanya tidak terlalu menarik
bagi pengamat. Karena pada gerhana bulan jenis ini, penampakan gerhana
hampir-hampir tidak bisa dibedakan dengan saat bulan purnama biasa.[9]
D.
Proses Terjadinya Gerhana Bulan
Momen
terjadinya gerhana Bulan diurut berdasarkan urutan terjadinya, yaitu: P1, P2,
U1, U2, Puncak gerhana, U3, U4, P3, dam P4.[10]
·
P1 : P1 adalah kontak I penumbra, yaitu saat
piringan Bulan bersinggungan luar dengan penumbra Bumi. P1 menandai dimulainya
gerhana bulan secara keseluruhan.
·
P2 :P2 adalah kontak II penumbra, yaitu saat
piringan Bulan bersinggungan dalam dengan penumbra Bumi. Saat P2 terjadi,
seluruh piringan Bulan berada di dalam piringan penumbra Bumi.
·
U1 :U1 adalah kontak I umbra, yaitu saat piringan
Bulan bersinggungan luar dengan umbra Bumi.
·
U2 :U2 adalah kontak II umbra, yaitu saat piringan
Bulan bersinggungan dalam dengan umbra Bumi. U2 ini menandai dimulainya fase
total dari gerhana bulan.
Puncak Gerhana : Puncak
gerhana adalah saat jarak pusat piringan Bulan dengan pusat umbra / penumbra
mencapai minimum.[11]
·
U3 : U3 adalah kontak III
umbra, yaitu saat piringan Bulan kembali bersinggungan dalam dengan umbra Bumi,
ketika piringan Bulan tepat mulai akan meninggalkan umbra Bumi. U3 ini menandai
berakhirnya fase total dari gerhana bulan.
·
U4 : U4 adalah kontak IV umbra, yaitu saat piringan
Bulan kembali bersinggungan luar dengan umbra Bumi.
·
P3 : P3 adalah kontak III penumbra, yaitu saat
piringan Bulan kembali bersinggungan dalam dengan penumbra Bumi. P3 adalah
kebalikan dari P2.
·
P4 : P4 adalah kontak IV penumbra, yaitu saat
piringan Bulan kembali bersinggungan luar dengan penumbra Bumi. P4 adalah
kebalikan dari P1, dan menandai berakhirnya peristiwa gerhana bulan secara
keseluruhan.
Berdasarkan waktu-waktu kontak ini,
peristiwa gerhana bulan melalui fase-fase:
·
fase gerhana penumbral: selang antara P1-U1,
dan antara U4-P4
·
fase gerhana umbral: selang antara U1-U4
·
fase total: selang antara U2-U3
Tidak
keseluruhan kontak dan fase akan terjadi saat gerhana bulan. Jenis gerhana bulan
menentukan kontak-kontak dan fase gerhana mana saja yang akan terjadi. Misalnya
saat gerhana bulan total, keseluruhan kontak dan fase akan dilalui. Untuk
gerhana bulan sebagian, karena tidak keseluruhan Bulan masuk dalam umbra Bumi,
maka U2 dan U3 tidak akan terjadi, sehingga fase total tidak akan diamati.
Untuk gerhana penumbral total, karena Bulan tidak menyentuh umbra Bumi, maka
U1, U2, U3, dan U4 tidak akan terjadi, karena itu fase gerhana umbral tidak
akan diamati. Sedangkan pada gerhana penumbral sebagian, hanya P1 dan P4 saja
yang akan terjadi. [12]
Berbeda dengan
gerhana matahari, pada gerhana bulan, waktu-waktu kontak dan saat terjadinya
suatu fase gerhana, tidak dipengaruhi oleh lokasi pengamat. Semua pengamat yang
berada di belahan Bumi yang mengalami gerhana akan mengamati waktu-waktu kontak
(umbra dan penumbra) pada saat yang bersamaan.[13]
E.
Saros Cycle
Saros cycle (siklus Saros) adalah Periode dimana
gerhana bulan atau matahari berulang kembali setiap 18 tahun 11 hari 8 jam.[14]
Periode saros (18 tahun 10 hari lebih 1/3 hari) adalah 223 kali bulan sinodis.
Gerhana yang dipisahkan oleh 223 bulan sinodis memiliki karakteristik yang sama
karena 223 bulan sinodis (6585,321 hari) itu kurang lebih sama dengan 242 bulan
drakonis (6585,357 hari).[15]
Artinya pada selang satu periode saros, Bulan kembali pada fase yang sama pada
titik node yang sama juga.
Sementara itu, 223 bulan sinodis itu juga kurang lebih
sama dengan 239 bulan anomalistis (6585,537 hari).[16]
Ini membuat selang satu periode saros selain mengembalikan Bulan pada fase yang
sama pada titik node yang sama, juga mengembalikan Bulan pada jarak yang
(kurang lebih) sama dari Bumi. Karenanya, gerhana yang dipisahkan oleh periode
saros akan memiliki karakteristik yang mirip.
Akibat panjang periode saros yang panjang harinya
memiliki pecahan (kira-kira 1/3), maka saat gerhana berikutnya yang terpisahkan
oleh satu periode saros terjadi, bumi telah berputar kira-kira 1/3 hari. Karena
itu, lintasan gerhana yang dipisahkan oleh satu periode saros akan bergeser
120º ke arah barat. Dan setiap 3 siklus saros (54 tahun 31 hari, atau 19756
hari), gerhana bisa diamati pada wilayah geografi yang sama.
F. Penutup
Demikian makalah ini kami buat dengan tujuan memenuhi
tugas mata kuliah Hisab Gerhana Bulan dengan
harapan semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis dan para pembaca. Tentunya
makalah ini terdapat banyak kekurangan baik dari segi penulisan maupun
penyampaian, maka kami selaku pemakalah mengharap saran dan kritik dari dosen
dan pembaca semuanya.
DAFTAR PUSTAKA
Azhari,
Susiknan, Ensiklopedi Hisab Rukyat, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008.
Badan
Hisab dan Rukyah Departemen Agama, Almanak Hisab Rukyat, Jakarta: Proyek
Pembinaan Badan Peradilan Agama Islam, 1981.
Cole,
Franklyn W., Fundamental Astronomy: Solar System and Beyond, Canada,
1974.
Departemen
Agama RI, al-Quran dan Terjemahnya, Semarang: CV. Alwaah, 1995.
Karttunen,
Hannu, Fundamental Astronomy, Helsinki:Ursa Astronomical Association,
2003.
Khazin, Muhyiddin, Ilmu Falak dalam Teori dan Praktek, Yogyakarta:
Buana Pustaka, 2004.
Morino, Ian, Introduction to Astronomy and Cosmology, UK,
2008.
Raharto,
Moedji, Gerhana (Kumpulan Artikel Staf, Mahasiswa, dan Alumni Jurusan
Astronomi ITB), Bandung: Bosscha Observatory Lembang.
[1] Muhyiddin
Khazin, Ilmu Falak dalam Teori dan Praktek, Yogyakarta: Buana Pustaka,
2004, hlm 187.
[3] Departemen
Agama RI, al-Quran dan Terjemahnya, Semarang: CV. Alwaah, 1995, hlm 998.
[4] Ibid, hlm
778.
[5] Shohih Muslim,
Hadis no. 1504
[6]Hannu
Karttunen, Fundamental Astronomy, Helsinki:Ursa Astronomical
Association, 2003, hlm. 135
[8]Franklyn W. Cole, Fundamental Astronomy: Solar System and Beyond,
Canada, 1974, hlm. 136
[9]Badan Hisab dan Rukyah Departemen Agama, Almanak Hisab Rukyat,
Jakarta: Proyek Pembinaan Badan Peradilan Agama Islam, 1981, hlm. 146
[11]Moedji Raharto, Gerhana (Kumpulan Artikel Staf, Mahasiswa, dan
Alumni Jurusan Astronomi ITB), Bandung: Bosscha Observatory Lembang.
[12]Hannu
Karttunen, op. cit., hlm. 139
[13]Ian Morino, Introduction to Astronomy and Cosmology, UK,
2008, hlm. 96
[14]Susiknan
Azhari, Ensiklopedi Hisab Rukyat, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008,
hlm. 190
[15]Bulan
Drakonis (Draconic Month): interval waktu yang dibutuhkan Bulan untuk
bergerak dari satu node kembali ke node tersebut. Panjang bulan drakonis:
27,21222 hari = 27h 05j 06m
[16]Bulan
Anomalistis (Anomalistic Month): interval waktu yang dibutuhkan Bulan untuk
bergerak dari perigee kembali ke perigee. Panjang
bulan anomalistis: 27,55455 hari = 27h 13j 19m
KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.الالله صلى الله عليه وسلموعليكوتهله صلى الل
BalasHapusKAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.الالله صلى الله عليه وسلموعليكوتهله صلى الل
KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.الالله صلى الله عليه وسلموعليكوتهله صلى الل