Gerhana
A.
Pendahuluan
Gerhana atau eclipse (inggris) berasal dari
kata bahasa yunani Ekleipsis, yang berarti peninggalan, yang menunjukkan
betapa orang-orang zaman dahulu takut terhadap fenomena ini. Sewaktu matahari
ataupun bulan lenyap dari pemandangan, hal ini tampak benda langit itu
sungguh-sungguh meninggalkan ummat manusia. Gerhana, seperti komet, disangka
merupakan tanda-tanda kurang baik atau bencana.
Kita sekarang mengetahui bahwa fenomena itu dapat
dijelaskan dengan sempurna secara logis sebagai berikut : Semua benda langit
yang berada di sekitar Matahari dan di terangi olehnya, masing-masing mempunyai
bayangan yang menjulur ke dalam ruang angkasa, jauh dari matahari. Fenomena
gerhana secara umum adalah suatu peristiwa jatuhnya bayangan benda langit ke
benda langit lainnya, yang kadangkala benda langit tersebut menutupi seluruh
piringan matahari, sehingga benda langit yang
kejatuhan bayangan benda langit lainnya, tidak bisa menerima sinar matahari sama sekali.
Fenomena gerhana ini sudah lama diamati oleh
manusia, dan mereka menamakan fenomena ini tergantung dari benda langit yang
tertutupi. Dimana jika bayangan bulan jatuh pada permukaan bumi sehingga
matahari tertutupi oleh bulan, mereka menamakan kejadian ini dengan Gerhana
Matahari seperti yang akan terjadi pada tanggal 26 Januari 2009. Jika bayangan
bumi jatuh pada bulan sehingga bulan tertutupi (bumi menghalangi cahaya
matahari ke arah bulan), mereka menamakan kejadian ini dengan Gerhana Bulan
seperti yang akan terjadi pada tanggal 5 Mei 2004. Dan jika bayangan sebuah
planet jatuh di bumi dinamakan Transit seperti transit planet Venus yang
akan terjadi pada tanggal 8 Juni 2004, hanya saja bayangan venus tidak mencapai
permukaan bumi.
B.
Pengertian Gerhana
Gerhana, dalam bahasa inggris dikenal dengan istilah
“Eclipse” dan dalam bahasa Arab dikenal dengan “Kusuf” atau “Khusuf”. Pada
dasarnya istilah Kusuf dan Khusuf dapat dipergunakan untuk menyebut gerhana
Matahari maupun gerhana Bulan. Hanya saja kata “kusuf” lebih dikenal untuk
menyebut gerhana matahari, dan kat “Khusuf” untuk gerhana bulan.[1]
Kusuf berarti
“menutupi”. Ini menggambarkan adanya fenomena alam bahwa (dilihat dari bumu)
bulan menutupi matahari, sehingga terjadi gerhana matahari. Sedangkan Khusuf
berarti “memasuki”, menggambarkan adanya fenomena alam bahwa bulan memasuki
bayangan bumi, sehingga terjadi gerhana bulan.
Dengan Padanan kata bahasa Inggris eclipse atau
ekleipsis dalam bahasa latin. Istilah ini dipergunakan secara umum baik untuk gerhana
matahari maupun gerhana bulan. Namun, dalam penyebutannya terdapat dua istilah,
yaitu eclipse of the sun untuk gerhana matahari dan eclipse of the
moon untuk gerhana bulan. Serta digunakan pula istilah solar eclipse
untuk gerhana matahari dan lunar eclipse untuk gerhana bulan. Sedangkan
dalam bahasa sehari-hari, kata gerhana dipergunakan untuk mendeskripsikan
keadaan yang berkaitan dengan kemerosotan, kehilangan (secara total atau
sebagian), kepopuleran, kekuasaan serta kesuksesan seseorang, kelompok atau
negara. Gerhana dapat pula dikonotasikan sebagai kesuraman sesaat (prediksi
baik berulang ataupun tidak) dan masih diharapkan bisa berakhir. Dari berbagai
istilah tersebut, istilah berbahasa Arab lah yang paling mendekati pada
pengertian sebenarnya, di mana khusuf
berarti memasuki. Maka, khusuf al-qamar menggambarkan bulan memasuki
bayangan bumi. Sehingga bumi berada di antara bulan dan matahari atau yang
dikenal dengan oposisi atau istiqbal, pada waktu itulah terjadinya
gerhana bulan. Oleh karena itu, dalam ilmu astronomi, fenomena gerhana
diartikan sebagai tertutupnya arah pandangan pengamat ke benda langit oleh
benda langit lainnya yang lebih dekat dengan pengamat merupakan simpel fenomena
fisik gerhana yang diketahui oleh masyarakat luas. [2]
Gerhana menurut istilah Ensiklopedi Hisab Rukyah
adalah peristiwa yang terjadi akibat terhalangnya cahaya dari sebuah sumber
oleh benda lain.[3]
Contoh yang umum dilihat ialah gerhan Matahari yang terjadi akibat terhalangnya
cahaya matahari oleh permukaan bulan, sedangkan gerhana Bulan terjadi akibat terhalangnya
cahaya bulan oleh matahari.
Terjadinya gerhana adalah karena sifat dari
pergerakan benda langit berupa bumi dan bulan dalam posisinya terhadap
matahari. Kita mengetahui bahwa bumi ini bulat dan berada di angkasa. Ia
beredar mengelilingi matahari sambil berputar pada sumbunya. Lama bumi
mengelilingi matahari adalah satu tahun atau tepatnya 365 hari 5 jam 48 menit
46 detik (356,24220 hari). Lama bumi berputar pada sumbunya rata-rata 24 jam
(sehari semalam). Perjalanan keliling bumi mengitari matahari itu bentuknya
elips. Lingkaran lintasan keliling bumi mengitari matahari itu disebut
ekliptika (dā’irah al-burūj).
Bersamaan dengan bumi beredar mengelilingi matahari,
bulan beredar mengelilingi matahari. Lama perjalanan bulan mengelilingi bumi
dalam satu putaran sinodis adalah satu bulan atau rata-rata 29 hari 12 jam 44
menit 2,8 detik (29,530588 hari).[4]
Jadi dalam satu kali bumi mengelilingi matahari, terjadi 12 kali bulan
mengelilingi bumi. Saat ketika bulan dalam perjalanan kelilingnya berada di antara
matahari dan bumi disebut konjungsi (ijtimak) yang dalam astronomi disebut
sebagai kelahiran bulan (new moon).[5]
C.
Macam-macam
Gerhana
1. Gerhana
Matahari
Gerhana
matarhari merupakan fenomena alam, yaitu bulan menutupi matahari, karena bulan
ada di antara bumi dan matahari. Hanya saja, karena bulan lebih kecil daripada
bumi sehingga kerucut bayang-bayang inti bulan tidak dapat menutupi seluruh
permukaan bumi yang saat itu menghadap matahari. Oleh karena itu, ketika
terjadi gerhana matahari hanya sebagian permukaan bumi saja yang dapat
menyaksikannya, yaitu daerah-daerah yang dilewati oleh kerucut bayangan inti
bulan.[6]
Gerhana matahari dapat terjadi pada
waktu bulan berkonjungsi tepat pada saat sekurang-kurangnya dekat simpul dan
kejadiannya siang hari. Konjungsi, yaitu kedudukan bulan searah dengan
matahari. Pada saat itu bagian bulan yang menghadap ke bumi ialah bagian
yang sedang malam (gelap), sehingga kita tidak akan melihat bulan bercahaya,
apalagi kedudukan bulan bersama-sama dengan matahari sehingga langit terlalu
terang bagi kita untuk dapat melihat benda langit yang tidak mempunyai cahaya
sendiri. Bagian permukaan bumi yang dijatuhi umbara (kerucut bayangan yang
gelap) bulan berarti daerah tersebut sedang mengalami gerhana matahari
total. Bagian ini berbentuk lingkaran dengan diameter terbesar 270 km.
Gerhana
matahari dapat terjadi 2 sampai 3 kali dalam satu tahun, tetapi hanya dapat disaksikan
dari beberapa tempat di permukaan bumi saja. Sedangkan gerhana bulan dapat
terjadi 2 sampai 3 kali dalam setahun dan dapat disaksikan oleh seluruh
penduduk bumi yang menghadap bulan. Sekalipun demikian, bisa saja tidak pernah
terjadi gerhana bulan sama sekali dalam satu tahun.[7]
Daerah yang agak luas dikelilingi
gerhana matahari total hanya dijatuhi penumbra (bayangan yang tidak terlalu
gelap) bulan. Daerah ini hanya mengalami gerhana matahari partial
(sebagian). Orang-orang di daerah ini melihat sebagian matahari terhalang
bulan.
Selain kedua macam gerhana matahari
tersebut, terdapat pula gerhana matahari cincin. Lintasan bumi maupun
lintasan bulan berbentuk elips. Oleh karena itu, ada kemungkinan pada saat
terjadi gerhana letak bumi dan bulan sedemikian rupa sehingga kerucut
bayang-bayang inti bulan tidak mengenai bumi, kerucut bayang-bayang inti bulan
lebih pendek dari pada jarak bumi-bulan.
Orang dipermukaan bumi tepat di
bawah kerucut umbra bulan, melihat matahari terhalang oleh bulan yang
ukurannya lebih kecil tepat ditengah-tengah matahari sehingga matahari tampak
berbentuk cincin. Daerah berbentuk lingkaran di sekeliling daerah
gerhana cincin juga mengalami gerhana partial. Daerah gerhana partial
bergaris tengah sekitar 10.000 km. Derah gerhana matahari partial di
sekitar gerhana matahari cincin ternyata lebih luas dari pada daerah gerhana
matahari total.[8]
Memperhatikan piringan matahari yang tertupi oleh bulan
pada gerhana matahari, maka gerhana matahari terbagi menjadi tiga macam, yaitu:[9]
a. Gerhana
matahari total, sempurna (Kully)
Gerhana ini manakala
antara posisi bulan dengan bumi pada jarak yang dekat, sehingga bayangan
kerucut (umbra) bulan menjadi panjang dan dan dapat menyentuh permukaan bumi,
serta bumi, bulan dan matahari berada pada satu garis lurus.
b. Gerhana
matahari Cincin (Halqiy)
Terjadi manakala posisi
bulan dan bumi pada jarak yang jauh, sehingga bayangan kerucut (umbra) bulan
menjadi pendek dan tidak dapat menyentuh permukaan bumi, serta bumi, bulan dan
matahari berada dalam satu garis lurus. Ketika itu diameter bulan lebih kecil
daripada diameter matahari, sehingga ada bagian tepi piringan matahari yang
masih terlihat dari bumi.
c. Gerhana
matahari sebagaian (ba’dliy)
Terjadi manakala posisi
bulan dengan bumi pada jarak yang dekat, sehingga bayangan kerucut (umbra)
bulan menjadi panjang dan dapat menyentuh permukaan bumi,tetapi bumi, bulan dan
matahri tidak berada pada satu garis lurus.
2. Gerhana
Bulan
Bulan
adalah benda langit yang tidak mempunyai sinar. Cahayanya yang tampak dari bumi
sebenarnya
merupakan sinar matahari yang dipantulkan olehnya. Dari hari ke hari bentuk dan
ukuran cahaya bulan itu berubah-ubah sesuai dengan posisi bulan terhadap
matahari dan bumi.[10]
”A
lunar eclipse occurs when the moon passes behind the earth such that the earth
blocks the sun’s rays from striking the moon. This can occur only when the sun,
earth, and moon are aligned exactly, or very closely so, with the earth in the
middle. Hence, there is always a full moon the night of a lunar eclipse.”[11]
Gerhana
bulan terjadi ketika bulan melewati belakang bumi sehingga bumi menghalangi
sinar matahari yang mengenai bulan. Ini dapat menyebabkan matahari, bumi, dan
bulan menjadi lurus tepat, atau berhadap-hadapan, dengan bumi yang berada di
tengah. Oleh karena itu, hal ini mengakibatkan terjadinya gerhana bulan total.
Dengan
penjelasan lain, gerhana bulan muncul bila bulan sedang beroposisi dengan
matahari. Tetapi karena kemiringan bidang orbit bulan terhadap bidang
ekliptika, maka tidak setiap oposisi bulan dengan matahari akan mengakibatkan
terjadinya gerhana bulan. Perpotongan bidang orbit bulan dengan bidang
ekliptika akan memunculkan 2 buah titik potong yang disebut node, yaitu
titik dimana bulan memotong bidang ekliptika. Gerhana bulan ini akan terjadi
saat bulan beroposisi pada node tersebut. Bulan membutuhkan waktu 29,53 hari
untuk bergerak dari satu titik oposisi ke titik oposisi lainnya. Maka
seharusnya, jika terjadi gerhana bulan akan diikuti dengan gerhana matahari
karena kedua node tersebut terletak pada garis yang menghubungkan antara
matahari dan bumi.
Gerhana
bulan terjadi hanya pada saat istiqbal, yaitu bujur astronominya berbeda 180°
dengan bujur astronomi matahari. Sedangkan deklinasinya sama-sama 0°, atau
mempunyai deklinasi yang hamper sama harga mutlaknya walaupun berlawanan
tandanya. Didalam astronomi terjadinya gerhana bulan ini ditentukan bahwa jika
bulan purnama ada dalam jarak 12° dari titik simpul, gerhana bulan pasti
terjadi.[12]
Sebenarnya,
pada peristiwa gerhana bulan masih dapat terlihat. Ini dikarenakan masih adanya
sinar matahari yang dibelokkan ke arah bulan oleh atmosfer bumi. Dan kebanyakan
sinar yang dibelokkan ini memiliki spektrum cahaya merah. Itulah sebabnya pada
saat gerhana bulan, bulan akan tampak berwarna gelap, bisa berwarna merah
tembaga, jingga, ataupun coklat. Gerhana bulan ini dapat diamati dengan mata
telanjang dan tidak berbahaya sama sekali.[13]
“The
shadow of the earth can be divided into two distinctive parts : The umbra and
penumbra. Within the umbra, there is no direct solar radiation. However, as a result
of the sun’s large angular size, solar illumination is only partially blocked
in the outer portion of the earth’s shadow, which is given the name penumbra.”[14]
Bayangan
yang dibentuk oleh bumi mempunyai dua bagian, yaitu : pertama bagian yang
paling luar yang disebut dengan bayangan penumbra[15]
atau bayangan semu (bayangan ini tidak perlu gelap) dan bagian dalam yang
disebut dengan bayangan umbra atau bayangan inti.[16]
Oleh karena itu bentuk lingkaran matahari lebih besar daripada lingkaran bumi
sehingga bayangan umbra bumi membentuk kerucut sedangkan bentuk dari bayangan
penumbra bumi berbentuk kerucut terpancung dengan puncaknya di bumi yang
semakin jauh bayangan ini, semakin membesar sampai menghilang di luar angkasa.[17]
Dengan
memperhatikan piringan bulan yang memasuki bayangan inti bumi, maka gerhana
bulan ada dua macam, yaitu :
a. Gerhana
bulan total (kully) atau total lunar eclipse
Gerhana bulan
total atau sempurna atau kully terjadi manakala posisi bumi, bulan, dan
matahari pada satu garis lurus, sehingga seluruh piringan bulan berada di dalam
bayangan inti bumi.
Gambar 2 : Gerhana bulan totai
b. Gerhana
bulan sebagian (ba’dliy) atau partial lunar eclipse
Sedangkan
gerhana bulan sebagian atau ba’dliy terjadi manakala posisi bumi, bulan,
dan matahari tidak pada satu garis lurus, sehingga hanya sebagian piringan
bulan saja yang memasuki bayangan inti bumi.
Gambar
3 : Gerhana bulan sebagian
D. Hikmah Gerhana
Adapaun hikamah adanya gerhana adalah sebagai
berikut:
1.
Keduanya
merupakan tanda kebesaran dan kekuasaan Allah. (QS. Fushilat: 37)
2.
Perhitungan
waktu di bumi mengikuti perputaran matahari atau kita sebut kalender Masehi dan
perhitungan waktu mengikuti perputaran bulan yang kita kenal dengan kalender
Hijriyah. (QS. Yunus: 5)
3.
Memberi
peringatan kepada manusia yang telah berbuat kerusakan.
4.
Kejadian Alam
tidak ada hubungannya dengan kematian atau kelahiran seseorang. Seperti
sangkaan orang jahiliyah saat itu, mereka mengira bahwa terjadinya gerhana karena
meninggalnya Ibrahim, anak Rasullah Saw. Hal ini telah dibutkan dalan hadits
Bukhari dan Muslim.
5.
Perintah banyak
berdoa disebutkan dalam hadits Aisyah
6.
Perintah shalat,
seperti dijelaskan dalam hadits Abbas diatas bahwa Rasulullah melakukan shalat
gerhana dengan panjang, satu rakaat lamanya setara dengan surat al Baqarah.
Adapun tata cara shalat gerhana adalah dua rakaat dengan empat rukuk dan empat
sujud sebagaimana dijelaskan dalam hadits Aisyah dan Ibnu Abbas. Baca kembali
Shalat Gerhana.
7.
Perintah bersedekah
sebagaimana disebutkan dalam hadits Aisyah
8.
Hikmah
pendidikan. Bahwa proses terjadinya gerhana bisa dibuktikan secara ilmiah.
Bukan dogeng orang jahiliyah, seperti bulan dimakan naga dan yang lainnya.
E. Penutup
Demikianlah makalah tentang Gerhana kami buat, dengan harapan semoga makalah ini bermanfa’at bagi kita semua.. Mengingat segala
keterbatasan yang ada pada kami dalam punyusunan tugas ini masih terdapat
banyak kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik konstruktif selalu kami
harapkan demi kabaikan dan kesempurnaan
materi dalam tugas ini. Wallahu A’lam Bis-showaab.
Daftar Pustaka
Azhari,
Susiknan, Ensiklopedi Hisab Rukyat, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008.
Izzudin,
Ahmad , Fiqih Hisab Rukyah, Jakarta :
Erlangga, 2007
_____________,
Ilmu Falak Praktis, Semarang, Komala Grafika, 2006
Khazin,
Muhyiddin, Ilmu Falak Dalam Teori dan
Praktek, Yogyakarta: Buana Pustaka, 2004
Majelis
Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, Pedoman Hisab Muhammadiyah, Yogyakarta:
Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, 2009
Nur
Ahmad, Syamsul Hilal juz II, Kudus:
Madrasah At Thulab Assalafi
Sinamora,
Ilmu Falak (Kosmografi), Jakarta: C.V pedjuang Bangsa, 1985
http://mfanwarie.webnode.com/news/gejala-alam/
2009-01-25 16:02
http://en.wikipedia.org/wiki/lunar_eclipse,
diakses pada hari sabtu, 22 Dzulqo’dah 1431 H, 30 Oktober 2010, pukul 10:19:22
WIB.
http://id.wikipedia.org/wiki/gerhana_bulan,
diakses pada hari sabtu, 22 Dzulqo’dah 1431 H, 30 Oktober 2010, pukul 10:25:56
WIB.
http://en.wikipedia.org/wiki/lunar_eclipse,
diakses pada hari sabtu, 22 Dzulqo’dah 1431 H, 30 Oktober 2010, pukul 10:19:22 WIB.
[1] Muhyiddin Khazin, Ilmu Falak Dalam Teori dan Praktek,
Yogyakarta: Buana Pustaka, 2004, Hlm. 187
[2] Ahmad Izzudin, Fiqih Hisab Rukyah, Jakarta :
Erlangga, 2007, hlm. 41
[3] Susiknan Azhari, Ensiklopedi
Hisab Rukyat, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008. Hlm. 71
[4]Menurut Saiyid Razvi dalam
kalender Hijriyah yang disusun Al-Biruni disebutkan bahwa periode sinodis bulan
rata-rata adalah 29.5305555 hari, terjadi selisih 0,0000333 hari setiap bulan.
Selisih ini menurut Saiyid Samad Razvi tidak begitu berarti karena baru selama
2500 tahun akan selisih 1 hari antara Kalender Hijriyah yang disusun oleh Al-Biruni dan Kalener
Hijriyah yang mendasar teori astronomi modern.
[5]Majelis Tarjih dan Tajdid PP
Muhammadiyah, Pedoman Hisab Muhammadiyah, Yogyakarta, Majelis Tarjih dan
Tajdid PP Muhammadiyah, 2009, hlm. 95-96.
[6] Muhyiddin Khazin, op.cit hlm. 195.
[7]Muhyiddin Khazin, op.cit, hlm. 187-188.
[9] Muhyidin Khazin, op.cit, Hlm.
[11]http://en.wikipedia.org/wiki/lunar_eclipse,
diakses pada hari sabtu, 22 Dzulqo’dah 1431 H, 30 Oktober 2010, pukul 10:19:22
WIB.
[12] Nur Ahmad, Syamsul Hilal juz II, Kudus: Madrasah At Thulab Assalafi, Hlm. 37
[13]http://id.wikipedia.org/wiki/gerhana_bulan, diakses pada hari sabtu, 22
Dzulqo’dah 1431 H, 30 Oktober 2010, pukul 10:25:56 WIB.
[14]
http://en.wikipedia.org/wiki/lunar_eclipse, diakses pada hari sabtu, 22
Dzulqo’dah 1431 H, 30 Oktober 2010, pukul 10:19:22 WIB.
[15]Bayang-bayang semu di sekeliling
umbra.
[16]Ini yang dinamakan umbra kerucut,
karena bayangan gelap bulan atau bumi di belakang benda langit itu terhadap
matahari. Dari dalam umbra kita sama sekali tidak dapat melihat matahari.
[17]Ahmad Izzudin, Ilmu Falak
Praktis, Semarang, Komala Grafika, 2006, hlm. 80.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar